INSTRUMENTASI
LABORATORIUM PARASITOLOGI
“MIKROPIPET”
Dosen Pembimbing:
Oleh : Vovi Lestari
NIM :
15091
Tingkat : I B
AKADEMI ANALIS
KESEHATAN
PROVINSI JAMBI
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang mikropipet serta
cara penggunaannya.
Kerja Praktek ini
merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh di Akademi Analis Kesehatan.
Makala ini disusun sebagai pelengkap kerja praktek yang telah dilaksanakan.
Dengan selesainya makalah
ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan
masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada Dosen serta bapak ibu pranata AAK Provinsi Jambi
Penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik
penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Jambi,
17 Desember 2015
Penulis
Vovi
lestari
DAFTAR ISI
Kata
pengantar........................................................................................ i
Daftar
isi.................................................................................................. ii
Bab
I : Latar belakang............................................................................. 1
Rumusan masalah...................................................................... 2
Tujuan penulisan........................................................................ 2
Bab
II : Pengertian mikropipe.................................................................. 3
Sejarah mikropipet................................................................... 4
Jenis-jenis mikropipet................................................................ 4
Bagian-bagian mikropipet......................................................... 5
Pengoprasian mikropipet.......................................................... 6
Metode penelitian...................................................................... 11
Saran......................................................................................... 13
Bab
III : Kesimpulan............................................................................... 19
Daftar
pustaka......................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pipet biasa digunakan
dalam pengujian-pengujian biologi molekular, kimia analitik, juga kedokteran.
Pipet dibuat dalam berbagai macam jenis untuk tujuan yang berbeda-beda dengan
tingkat ketelitian dan ketepatan yang berbeda-beda pula, mulai dari pipet
beling tunggal sampai ke pipet yang dapat ditala secara kompleks, atau juga
pipet elektronik. Banyak jenis pipet bekerja dengan membuat ruang hampa
sebagian di atas ruang tampung cairan dan secara selektif melepaskan ruang
hampa ini untuk menghentikan dan melepaskan cairan.
Pipet yang melepaskan 1 sampai 1000 μl cairan diistilahkan
sebagai mikropipet, sedangkan makropipet melepaskan volume cairan yang lebih
banyak. Dua jenis mikropipet yang umum digunakan: pipet pemindahan udara dan
pipet pemindahan positif. Secara khusus, pipet pemindahan udara berbantuan
piston adalah mikropipet yang melepaskan volume cairan terukur dari sebuah
ujung yang sekali pakai. Badan pipet memiliki sebuah penyelam, yang menyediakan
alat isap untuk menarik cairan ke ujung ketika piston ditekan dan dilepaskan.
Perpindahan maksimum penyelam ini diatur oleh alat tekan di atas badan pipet,
memungkinkan volume kiriman dapat diubah-ubah. Pipet tabung berdaya tampung
lebih besar, seperti volumetrik atau pipet graduat, digunakan secara sementara
dengan menyertakan sebuah dispenser pipet.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang di maksud mikropipet ?
2.
Bagaimana sejarah penemuan mikropipet ?
3.
Sebutkan jenis- jenis mikropipet !
4.
Sebutkan bagian-bagian mikropipet !
5.
Bagaimana cara kerja mikropipet ?
6.
Bagaimana cara merawat mikropipet ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Agar kita dapat mengetahui definisi dari mikropipet
2.
Agar kita mengetahui sejarah mikropipet
3.
Mengetahui jenis-jenis mikropipet
4.
Mengetahui bagian-bagian mikropipet
5.
Mengetahui cara kerja mikropipet
6.
Mengetahui cara merawat mikropipet
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Mikropipet
Mikropipet (micropipet) adalah suatu
alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara
akurat. Penggunaan pipet gelas seperti pipet ukur dan pipet gondok tidak
mempunyai akurasi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 ml. Sehingga
pada pemindahan cairan dengan volume kecil kurang dari 1000 microliter, orang
cenderung menggunakan mikropipet, biasa juga disebut dengan pipet otomatis.
Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas dan presisi yang lebih baik dari pada
pipet gelas. Disamping itu setiap pipet dapat diset berapapun volumenya selama
dalam range volume pipet. Ada beberapa macam merek mikropipet yang beredar
dipasaran seperti Gilson, Pipetman, dll.
Meskipun produk mikropipet telah dirancang akurat dan presisi oleh pabriknya, alat tersebut tetap harus dikalibrasi jika digunakan untuk laboratorium yang terakreditasi.
Meskipun produk mikropipet telah dirancang akurat dan presisi oleh pabriknya, alat tersebut tetap harus dikalibrasi jika digunakan untuk laboratorium yang terakreditasi.
Ada beberapa macam mikropipet yang biasa dipakai di
laboratorium, seperti misalnya merk Gilson ada tertulis P20, P200 dan P1000
pada kepala pipet.
B.
Sejarah Mikro Pipet
Mikropipet ini ditemukan dan dipatenkan pada tahun 1960 oleh Dr. Hanns Schmitz
(Marburg, Jerman). Setelah itu, mitra penemu dari perusahaan bioteknologi
Eppendorf, Dr. Heinrich Netheler, mewarisi hak-hak yang melekat pada paten itu
dan memulai penggunaan mikropipet secara umum dan luas di
laboratorium-laboratorium di dunia. Pada tahun 1972, mikropipet yang dapat
ditala ditemukan di Universitas Wisconsin–Madison oleh beberapa orang,
terkhusus Warren Gilson dan Henry Lardy.
C.
Jenis-Jenis Mikropipet
Ada 3 jenis dasar mikropipet sesuai
ukurannya, yaitu P1000, P200, dan P20 (lihat gambar di bawah).• P20 dimaksudkan
untuk memipet larutan pada volume antara 2 - 20 ul• P200 untuk memipet larutan
pada volume antara 20 – 200 ul• P1000 untuk memipet larutan pada volume antara
100 – 1000 ul
D.
Bagian-Bagian Mikopipet
Bagian-bagian dari mikropipet
terdiri dari Automatic Pipettor dan Pipette tips. Automatic Pipettor berfungsi
untuk memompa cairan yang akan dipindahkan dengan volume yang telah diset,
sedang Pipette tips merupakan pasangan mikropipet yang berfungsi untuk menampung
cairan yang dipompa.
E. Pengoperasian Mikropipet
Ada beberapa tahapan untuk
mengoperasikan mikropipet secara benar yang antara lain :
- Set volume
- Pasang tip disposable
- Tekan penyedot sampai pembatas
pertama
- Masukkan tip ke sampel
- Ambil sampel
- Tahan
- Tarik tip
- Keluarkan sampel
- Tarik pipet
- Lepaskan tekanan penyedot
- Lepaskan tip
Tahap 1 : Atur volume dengan cara memutar
knop pengatur volume.
Tahap 2 : Pasanglah tip disposable yang
telah tertata pada wadah dengan cara menancapkan ujung mikropipet seperti
gambar di samping kanan.
Tahap 3 : Tekan penyedot pipet sampai pada
batas pertama.
Tahap 4 : Benamkan tip kedalam cairan yang akan
dipindahkan.
Tahap 5 : Pengambilan sampel
Untuk mengambil sampel ke dalam tip,
jagalah tekanan balik berjalan secara perlahan dan halus sampai penuh ke
posisi sebelum penyedotan. Jangan birakan penyedot bergerak cepat dan
tiba-tiba. Biarkan tip tetap dibawah permukaan sampel selama pengambilan.
Tahap 6 : Berhenti
sesaat
* Tunggu sesaat untuk memastikan
seluruh sampel yang disedot sudah mengisi tip.
* Tunggu lebih lama lagi untuk
pengambilan volume yang lebih besar.
* Tunggu lebih lama untuk sampel
yang mempunyai viskositas yang lebih besar.
Pindahkan tip dari cairan sampel. Perlu diperhatikan : tidak boleh ada cairan tertinggal di bagian luar tip dan lap/usap butiran cairan di luar dengan tissue, tetapi hanya dari bagian samping saja. Jangan sentuhkan tissue pada bagian bawah/ujung tip.
Tahap 7
: Penarikan tip dari sampel
Tahap 8 : Pengeluaran Sampel
Untuk mengeluarkan sampel dari
pipet caranya sebagai berikut :
- Sentuhkan tip pada dinding
wadah penampung sampel.
- Tekan penyedot sampai pembatas
pertama.
- Tahan paling tidak 1 detik, 1-2
detik untuk P-1000, 2-3 detik untuk P-5000 atau lebih lama untuk sampel
yang mempunyai viskositas yang lebih tinggi.
- Tekan penyedot ke pembatas kedua untuk mengeluarkan sisa-sisa cairan
Tahap 9 : Penarikan pipet
Dengan penyedot masih dalam posisi
tertekan tarik pipet dari wadah penampung sampel dengan terus menempelkan tip
didinding wadah khususnya ketika pemipetan dalam jumlah kecil.
Tahap 10 : Melepaskan tekanan penyedot
Secara pelan-pelan biarkan penyedot
kembalia pada posisi UP. Jangan biarkan tertekan kembali.
Tahap 11 : Melepas tip
Lepaskan tip dengan cara menekan ejector seperti gambar.
Lepaskan tip dengan cara menekan ejector seperti gambar.
Akurasi
dan Presisi
Akurasi maksudnya
kedekatan volume yang di keluarkan terhadap volume yang diset di pipet. Akurasi
ini ditunjukkan
dari angka rata-rata
eror, penyimpangan pengukuran berulang terhadap volume yang diset.
Sedang presisi adalah
reprodusibiliti pengukuran individual untuk volume yang sama. Presisi
ditunjukkan oleh standar deviasi (SD).
Akurasi relatif secara umum adalah
1% atau kurang, sedang presisi kurang dari 0,5 % kecuali digunakan volume
terkecil yang dianjurkan dari model.
Gunakan mikropipet yang sesuai
dengan volume yang akan diukur/dipipet. Menggunakan pipet dibawah volume yang
dianjurkan akan menghasilkan kesalahan yang lebih besar.
F.
Mode Pemipetan
Forward atau Reverse?
Saat Ada menekan plunger pipet, maka Anda akan menemukan
posisi plunger berhenti. Jika plungerterus
ditekan, maka ia akan berhenti lagi pada posisi kedua. Nah, bagaimana cara
pemipetan yang benar? Apakah plunger pipet ditekan hingga
posisi berhenti pertama atau kedua?
Ada dua cara pemipetan, yaitu Forward
Mode dan Reverse Mode. Berikut ini ilustrasi kedua proses
tersebut:
Cara Pemipetan Mode Forward (image from Gilson Guide to
Pipetting)
Cara Pemipetan Mode Reverse (image from Gilson Guide to
Pipetting)
Umumnya pipet jenis air-displacement
menggunakan Forward Mode ketika melakukan kalibrasi, sehingga metode inilah
yang harus kita gunakan. Mode Reverse dapat digunakan ketika menggunakan pipet
jenis air-displacement untuk memipet cairan yang kental atau mudah menguap.
Sementara itu pipet positive-displacement hanya menggunakan mode Forward saja.
Untuk mendapatkan reprodusibilitas optimal ikuti
saran sebagai berikut :
1)
Beberapa
Hal Yang Perlu Dihindari. Antara lain:• Jangan menggunakan pipet tanpa tip di
ujungnya. Larutan tidak boleh masuk ke dalam pipet, karena bisa menyebabkan
kontaminasi.• Jangan memutar volume atau menggunakan pipet melebihi ukuran
maksimalnya. Hal ini akan menyebabkan ketidakakuratan ukuran, bahkan merusakkan
pipet.• Saat mengambil tip, jangan menekan terlalu keras dan berulang-ulang.
Juga jangan terlalu lemah, karena tip bisa jatuh.• Ketika menekan tombol
pipiet, jangan menekan melebihi penghentian normalnya, karena akan menyebabkan
larutan yang diambil berlebihan.
2)
Ketika
mengambil larutan, jangan melepas tombol penekan secara tiba-tiba. Hal ini akan
menyebabkan larutan masuk ke dalam pipet, dan ketidakakuratan ukuran. Lepaslah
tombol penekan secara perlahan dan terkontrol.• Ketika mengambil larutan,
jangan angkat pipet sebelum seluruh larutan masuk ke dalam tip. Jika mengambil
larutan yang banyak, pastikan ujung tip masih terendam dalam larutan.• Selama
ada larutan dalam tip di ujung pipet, jangan taruh pipet seenaknya. Karena
larutan bisa masuk ke dalam pipet dan menyebabkan kontaminasi.
3)
Gunakan Jenis Pipet yang Sesuai
Pipet yang digunakan harus disesuaikan dengan
jenis sampelnya:
§
Sampel Cairan Biasa. Gunakan pipet jenis air-displacement
§
Sampel Cairan Khusus. Untuk cairan kental (gliserol, madu),
mudah menguap (chloroform, methanol), korosif dan mengandung radioaktif,
gunakan pipet jenis positive-displacement.
§
Untuk sampel biologi molekular yang harus terbebas dari
kontaminasi DNA, RNA, nuclease dan bahan lain yang dapat menimbulkan degradasi
pada sampel, maka bisa digunakan pipet jenis air-displacement dengan
menggunakan tips steril berfilter maupun menggunakan pipet jenis
positive-displacement juga dengan tips dan piston steril.
4) Perhatikan Volume Cairan yang Akan Dipipet
Perhatikan
range volume pipet yang akan digunakan. Setiap pipet memiliki range volume
tertentu. Maka jangan sampai salah memilih pipet, karena produsen tidak
menjamin akurasi pemipetan jika dilakukan di luar jangkauan yang sudah mereka
tentukan.
Selain
itu jika volume yang kita kehendaki cocok dengan dua range volume pipet, maka
pilihlah yang mendekati volume maksimalnya. Contoh, jika kita ingin memipet
sebanyak 1.9 uL, bisa menggunakan pipet dengan range volume 1-10 uL atau 0.2-2
uL. Namun sebaiknya gunakan pipet dengan range 0.2-2 uL
5) Gunakan Tip Pipet yang Baik
Sekilas nampak semua
tip pipet sama saja, namun tidak semua tip cocok untuk semua pipet. Oleh karena
itu pemilihan tip sangat menentukan akurasi pemipetan. Ada baiknya menggunakan
tip dengan brand yang sama dengan pipet. Namun jika ingin menggunakan brand
lain, maka harus memperhatikan hal-hal berikut ini
Gunakan Tips dengan Kualitas Baik
§
Tip harus bersih dan bebas dari partikel debu
§
Bentuk bagian kerah (yang menempel ke pipet) dan ujung tip harus
benar-benar halus dan rapi
§
Transparan/tembus cahya
§
Tahan terhadap bahan-bahan kimia
§
Adanya keterangan nomor identifikasi, nomor batch dan sertifikat
mutu merupakan hal penting untuk menjamin kualitas tip
§
Pilih kemasan yang sesuai, ada yang dikemas secara bulk, ada
yang sudah berjejer rapi di dalam rak, ada yang sudah disterilisasi, dll.
6) Cara Memasang Tip yang Benar
Bagaimana
cara Anda memasang tip pada pipet? Pipet diketuk-ketukkan dengan kuat ke dalam
tip? Tip dikencangkan menggunakan tangan? Atau bagaimana? Ternyata cara yang
benar adalah dengan memasukkan ujung pipet ke dalam tip (tidak terlalu
kencang), kemudian pipet diputar untuk memperkuat posisi tip pada pipet. Khusus
untuk pipet multichannel, cukup dengan digoyang sambil ditekan ke kiri dan
kanan.
Hati-hati dengan Kontaminasi
Kontaminasi pada Pemipetan (image from Gilson
Guide to Pipetting)
Ada beberapa jenis
kontaminasi, kenapa bisa sampai terjadi dan bagaimana cara mencegahnya?
§
Kontaminasi Pipet-ke-Sampel. Penyebab: Menggunakan tip atau
pipet yang sudah terkontaminasi.Pencegahan: Bersihkan dan sterilkan
bagian pipet yang kontak dengan sampel. Gunakan tips steril, dan ganti tip
setiap berganti sampel.
§
Kontaminasi Sampel-ke-Pipet. Penyebab: Sampel atau aerosol
dari sampel kontak dan memasuki bagian pipet. Pencegahan: Jangan
terlalu memiringkan pipet, simpan selalu pipet secara vertikal, sedot cairan
dengan perlahan dan gunakan filter tip atau gunakan pipet
positive-displacement.
§
Kontaminasi Sampel-ke-Sampel (sample carryover). Penyebab:
Menggunakan tip bekas untuk sampel yang berbeda. Pencegahan: Ganti
tip setiap berganti sampel
7)
Kalibrasi dan Perawatan Rutin
KALIBRASI
MIKROPIPET Kalibrasi mikropipet dianjurkan degan menggunakanaquabidest.
Kalibrasi dilakukan untuk mengetahui nilai ketepatandan penyimpangan. Selain
itu saat ini telah dijual yellow tipdan blue tip yang telah memiliki garis
–garis cincin tandapada ukuran tertentu misal untuk yellow tip :10 ul, 20 ul,
50ul, 100 u; blue tip :250 ul, 500 ul dan 100 ul .sehinggakalibrasi dapat
dilakukan langsung.Lakukan kalibrasi secararutin minimal setahun sekali.
Kalibrasi akan menjaminakurasi dan presisi. Jangan
lupa untuk melakukan hal-hal berikut ini:
§
Mengecek secara rutin kondisi pipet, periksa apakah ada bagian
yang rusak, retak atau ada komponen yang hilang.
§
Membersihkan pipet setiap sebelum dan sesudah pemakaian dengan
alkohol atau cairan khusus pembersih pipet.
§
Mensterilkan komponen-komponen pipet yang dapat disterilkan
(dengan autoclave atau penyinaran UV)
§
Jika terdapat kerusakan atau kelainan dan kejanggalan, segera
periksakan kondisi pipet Anda ke Distributor atau agen penjualnya.
Perawatan Mikropipeta. Mengecek
secara rutin kondisi pipet. Periksa apakah ada bagian yang rusak, retak, atau
ada komponen yang hilangb. Membersihkan pipet setiap sebelum dan sesudah
pemakaian dengan alcohol atau cairan khusus pembersih pipetc. Mensterilkan
komponen-komponen pipet yang dapat disterilkan (dengan autoclave atau
penyinaran UV )d. Jika terdapat kerusakan atau kelainan dan kejanggalan segera
periksa kondisi pipet anda ke manufacturer atau agen penjualnya HOME
8)
GANGGUAN
KEMUNGKINAN PENYEBAB PENANGGULANGAN
Tip bocor ØTip jelek ØGunakan
tip kualitas ØPosisi tip tidak kencang / tinggi tidak pas ØTip
dikencangkan dengan kuat (searah jarum jam)2. Pengisapan lambat / ØSaluran
tangkai pipet ØPipet dibersihkan tersumbat volume terisap sebagian3. Volume
rendah ØTangkai tip longgar ØPutar dengan kuat ØPipet
terkontaminasi ØPipet dibersihkan ØMemipet
larutan yang ØPipet dikalibrasi tidak mengandung air4. Volume tinggi ØTombol
bagian atas ØPenggunaan pipet sesuai sewaktu pemepetan ditekan prosedur
pemipetan sampai kebawah atau akhir
BAB III
PENTUP
KESIMPULAN
Pemipetan harus dilakukan dengan teliti dan hati –hati serta
memperhatikan prosedur yang benar. kesalahan sedikit saja dapat mempengaruhi
hasil kerja sehingga harus mengulang dari awal.
DAFTAR PUSTAKA
W. Lay. 1992. Mikro biologi. Bogor: CV. Raja Wali
Halim,J . 2002. Alat Pratikum Histologi. EGC : Jakarta.
Purwanto,Budi. 2006. Semesta Fenomena Fisika 2. Platinum :
Jogjakarta.
Sudarno. 1994. Ringkasan Biologi. Ganeca Excat : Bandung.
Taranggono,Agus,dkk. 2001. Fisika 2. Bumi Aksara : Jakarta.
Syamsuri,Istamar. 2004. Biologi.Erlangga : Jakarta
cara menggunakan nya kok engga ada ya
BalasHapus